Board of Commissioner and Board of Directors

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK) melaksanakan Penambahan Modal Tanpa Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTMHMETD) atau private placement sebanyak 850.000.000 saham dengan nilai nominal Rp100, per saham.

Aksi korporasi tersebut dilaksanakan pada Kamis (29/12/2022), sedangkan pencatatan saham baru pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (30/12/2022) dengan harga Rp 1.400 per saham. Pihak yang melakukan pengambilan bagian adalah PT BNC Technologies Ventures, yang tidak terafiliasi dengan perseroan.

Seluruh dana yang diperoleh dari PMTHMETD ini akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan dalam rangka pengembangan usaha BANK. Dengan pelaksanaan private placement ini, PT BNC Technologies Ventures menjadi pemegang saham Perseroan yang memiliki 5,80% saham dari seluruh jumlah saham yang diterbitkan Perseroan.

Sementara itu, PT Aladin Global Ventures tetap menjadi Pemegang Saham Pengendali Perseroan yang memiliki 54,51% saham dari seluruh jumlah saham yang diterbitkan Perseroan. Kepemilikan saham mayoritas perusahaan yang dikendalikan John Kusuma bermula saat pengakuisisian saham BANK pada tahun 2019.

"Setelah pelaksanaan PMTHMETD ini, jumlah modal saham ditempatkan dan modal disetor Perseroan telah meningkat dari 13.805.617.601 saham menjadi sebanyak 14.655.617.601 saham," jelas direksi PT Bank Aladin Syariah Tbk dikutip Senin (2/1/2023).

Saksikan video di bawah ini:

Bangkok Bank Strategic Investment

On 13 December 2019, one of Thailand's largest financial groups, Bangkok Bank announced plans to acquire majority ownership of Permata Bank through conditional sale and purchase agreements with Astra International and Standard Chartered Bank. After going through a long process, PermataBank made a new history in May 2020 through an acquisition transaction conducted by Bangkok Bank Public Company Limited ("Bangkok Bank"). Bangkok Bank officially became the controlling shareholder of PermataBank after taking over 89.12% of Permata Bank's shares from the total number of shares that had been issued and paid up by Standard Chartered Bank and Astra International for Rp33.66 trillion (US$2.3 billion).[1] On 27 September 2024, Permata Bank officially adopted Bangkok Bank's logo symbol as a new logo.

Popular Singles and EPs by Dangdut Koplo

bank permata terdekat, bank permata terdekat 🃏 ialah program Institut Pendidikan Guru Kampus Ilmu Khas (IPGKIK) khusus memberikan latihan seni pengucapan awam dalam aktiviti bercerita, dan pengacaraan majlis kepada murid sekolah rendah. Matlamat program ini ialah meningkatkan kemahiran komunikasi, keyakinan diri dan kemenjadian murid sekolah rendah.

Bank Permata adalah salah satu bank nasional di Indonesia. Bank swasta ini merupakan bentuk merger dari 5 bank di bawah pengawasan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), yakni PT Bank Bali Tbk, PT Bank Universal Tbk, PT Bank Prima Express, PT Bank Artamedia, dan PT Bank Patriot pada tahun 2002. Bank ini kemudian diambil alih oleh Standard Chartered Bank dan PT Astra International Tbk yang merupakan perusahaan besar Indonesia dan memiliki pengalaman kuat di pasar domestik. Akuisisi ini terjadi pada tahun 2004 dan saham utama gabungan keduanya telah meningkat menjadi  89,01% pada tahun 2006.Dengan visi untuk menjadi pelopor dalam memberikan solusi finansial yang inovatif, PermataBank telah berkembang menjadi sebuah bank swasta utama yang menawarkan produk dan jasa inovatif serta komprehensif terutama di sisi delivery channel-nya termasuk Internet Banking dan Mobile Banking. PermataBank memiliki aspirasi untuk menjadi penyedia jasa keuangan terkemuka di Indonesia, dengan fokus di segmen Konsumer dan Komersial. Melayani sekitar 2 juta nasabah di 57 kota di Indonesia, PermataBank memiliki 289 cabang (termasuk 12 cabang Syariah) dan 776 ATM dengan akses tambahan di lebih dari 40.000 ATM (VisaPlus, Visa Electron, MC, Alto, ATM Bersama dan ATM Prima).

Video: Transformasi Digenjot, BJBR Incar Ekspansi Bisnis Luar Jabar

PT Bank Permata Tbk (berbisnis dengan nama Permata Bank) adalah anak usaha Bangkok Bank yang berkantor pusat di Jakarta. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, hingga akhir tahun 2020, perusahaan ini memiliki 301 kantor cabang, 4 kantor cabang bergerak, 23 titik pembayaran syariah, dan 925 ATM yang tersebar di 62 kabupaten/kota di Indonesia.[2][3]

Pada tahun 2000, Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) merekapitalisasi PT Bank Bali Tbk. Pemerintah Indonesia menjadi pemegang saham utama dan pada tahun 2002 PT Bank Universal Tbk, PT Bank Prima Express, PT Bank Artamedia, dan PT Bank Patriot digabung (merger) dengan nama PT Bank Permata Tbk sampai sekarang.

Pada tahun 2004, Standard Chartered dan Astra International masing-masing mengambil alih 25,86% saham bank ini, sehingga keduanya bersama-sama menjadi pengendali bank ini, dan pada akhir tahun 2004, keduanya meningkatkan kepemilikan sahamnya di bank ini masing-masing menjadi 31,55%. Pada tahun 2006, keduanya kembali meningkatkan kepemilikan sahamnya di bank ini menjadi 89,01%. Pada tahun 2010, bank ini mengakuisisi PT GE Finance Indonesia, dan kemudian mengubah nama perusahaan tersebut menjadi PT Sahabat Finansial Keluarga. Pada tahun 2010 juga, untuk pertama kalinya, bank ini berhasil mencatatkan laba bersih sebesar lebih dari Rp 1 triliun. Setahun kemudian, untuk pertama kalinya, bank ini juga berhasil mencatatkan aset sebesar lebih dari Rp 100 triliun.

Pada tahun 2014, perusahaan ini resmi menguasai 25% saham PT Astra Sedaya Finance, namun kemudian dilepas pada tahun 2018. Pada tanggal 13 Desember 2019, Bangkok Bank mengumumkan rencananya untuk mengakuisisi mayoritas saham bank ini.[4] Pada tahun 2020, Bangkok Bank resmi membeli 89,12% saham bank ini, dan kemudian ditingkatkan menjadi 98,71%. Sesuai arahan dari Otoritas Jasa Keuangan, PT Bangkok Bank Indonesia lalu mengintegrasikan kantor cabangnya di Jakarta, serta kantor cabang pembantunya di Medan dan Surabaya ke dalam bank ini.[2][3]

Pada tanggal 27 September 2024, di hari jadinya ke-22 tahun, Permata Bank meluncurkan logo baru dengan simbol bunga seroja (lotus) yang sama dengan Bangkok Bank.[5]

Pada tahun 2019, layanan Permata Bank memperoleh 5 penghargaan Satisfaction Loyalty & Engagement (SLE) Award 2019 berdasarkan survei Infobank dan Marketing Research Indonesia (MRI), salah satunya adalah peringkat #1 untuk kategori OVERALL-ENGAGEMENT INDEX 2019 (bank umum konvensional / bank buku 3). Layanan Nasabah PermataTel telah meraih penghargaan Contact Center Service Excellence Award 2019 untuk 10 kategori, dari Majalah Service Excellence. Di kategori produk, kartu kredit, kartu debit dan Unit Usaha Syariah Permata Bank meraih peringkat I & II untuk Digital Brand Awards 2019 oleh Majalah InfoBank. PermataBank juga meraih sejumlah peringkat service excellence di kategori Bank Umum dan Bank Unit Usaha Syariah, dalam Banking Service Excellence Award 2020 oleh majalah InfoBank bekerjasama dengan Market Research Indonesia.[butuh rujukan]

Permata Bank's new logo, which adopted Bangkok Bank's logo symbol, used since 27 September 2024

Permata Bank headquarter in Jakarta

Permata Bank (or Bank Permata) is a bank in Indonesia, headquartered in the capital city Jakarta. It has officially become a BUKU IV bank after receiving confirmation from the Financial Services Authority (OJK) on 20 January 2021. Serving nearly four million customers in 62 cities of Indonesia, it has 304 branch offices and two mobile branches. Currently, the bank is led by Meliza Musa Rusli as the CEO.

Permata Bank was formed with merger of five banks under the management of the Indonesian Bank Restructuring Agency (IBRA), namely:

Based on the Decree of the Deputy Governor of Bank Indonesia No. 4/159/KEP.DpG/2002 dated 30 September 2002, Bank Indonesia approved the merger of the four banks under the management of IBRA into Bank Bali. Furthermore, based on the Letter of the Deputy Governor of Bank Indonesia No. 4/162/KEP.DpG/2002 dated 18 October 2002, Bank Indonesia agreed to change the name of PT Bank Bali Tbk to PT Bank Permata Tbk. Bank Artamedia's operational merger was completed on October 21, 2002, while those of Bank Prima Express, Bank Universal, Bank Patriot, and Bank Universal were completed on 4 November 2002, 18 November 2002, and 16 December 2002, respectively. The Permata Bank logo was unveiled on 18 February 2003, once the merger procedure was complete. The Permata Bank logo consists of three colors, namely blue, red and green. Blue represents eternity, red represents passion, and green represents prosperity.

The merger of the five banks is an implementation of the Government's decision regarding the Advanced Restructuring Program issued on 22 November 2001, which aims to form a bank with a strong capital structure, sound financial condition and high competitiveness in carrying out an intermediation function, with a service network. a wider range and a wider range of products.

In 2004, Standard Chartered Bank and PT Astra International Tbk took over Permata Bank and started a massive transformation process within the organization. Furthermore, as a manifestation of its commitment to PermataBank, the joint ownership of the major shareholders increased to 89.01% in 2006.

Permata Bank obtained a license as a commercial bank based on the Decree of the Minister of Finance No.19371 / U.M.II dated 19 February 1957.

Board of Commissioner

, terletak di — Jalan Kom L Yos Sudarso No.3-A, Lemahwungkuk,

, Jawa Barat 45111, Indonesia. Saat ini, bank tertutup.

Hal ini sangat dianjurkan untuk menentukan pekerjaan di tepi ponsel

Video: Rp47 Triliun Dana Asing Kabur, Rupiah Nyaris Rp16.000 Per USD

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemegang saham pengendali emiten bank, PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK) mengubah namanya dari sebelumnya PT NTI Global Indonesia menjadi PT Aladin Global Ventures.

Dalam keterangan yang disampaikan Direktur Operasional BANK Basuki Hidayat dan Direktur Bisnis Mohammad Riza, di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), perubahan nama pemegang saham pengendali ini tidak mengubah pemegang saham pengendali terakhir atau ultimate beneficial owner (UBO) Bank Aladin Syariah.

"Tidak ada dampak yang ditimbulkan atas disampaikannya informasi fakta material tersebut terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan atau kelangsungan usaha perusahaan," tulis manajemen BANK, dikutip Senin (27/9/2021).

Seperti diketahui, sampai dengan 31 Agustus 2021, NTI Global tercatat memiliki 60,43% saham Bank Aladin. Selanjutnya, 19,97% dimiliki Bortoli International Ltd, Kasai Universal Inc sebesar 6,16% dan pemegang saham publik sebesar 13,44%.

Bank Aladin melantai perdana di bursa pada 1 Februari 2021 dengan harga penawaran umum perdana saham Rp 103 per saham. Dalam 6 bulan terakhir, saham perseroan sudah meroket 16,23% dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 40,78 triliun.

Saat itu Bank Aladin masih memakai nama Bank Net Syariah Indonesia, dari sebelumnya bernama Maybank Syariah.

Seperti diketahui, dalam prospektus IPO Bank Aladin, di balik nama NTI Global, ada pemegang saham pengendali terakhir (PSPT) alias beneficial ownership yakni pengusaha bernama John Dharma J Kusuma. Nama John Dharma J Kusuma terkait dengan salah satu raksasa rokok Tanah Air asal Kudus, Jawa Tengah.

Dari beberapa literatur artikel dan situs resmi terkait, John adalah salah satu petinggi dari PT Nojorono Tobacco International (Nojorono), pabrik rokok dengan merek Minak Djinggo dan Class Mild. Saat ini perusahaan menduduki posisi kelima dalam industri rokok terbesar di Indonesia.

Situs resminya mencatat, Nojorono Kudus, merupakan salah satu perusahaan pelopor rokok kretek di Indonesia. Nojorono (baca: No-Yo-Ro-No) didirikan pada 14 Oktober 1932 oleh Ko Djee Siong dan Tan Djing Thay dan berpusat di Kudus, Jawa Tengah.

Secara berkala dimulai pada 1990, tongkat estafet dipercayakan kepada generasi ketiga keluarga Nojorono, yakni Stefanus JJ Batihalim, Harsono Djuhadi, John D Kusuma, Arifin Pamudji, dan L Surya Djuhadi.

Kini, John adalah pemegang saham terakhir NTI Global dan pengendali Bank Net Syariah.

Meski demikian, Managing Director Nojorono Tobacco International, Arief Goenadibrata, mengatakan tidak ada hubungan afiliasi antara PT Nojorono Tobbaco International dan PT NTI Global Indonesia.

"Ini confirm saya katakan, tidak ada hubungan antara NTI Global dengan Nojorono Tobbaco International. Hingga saat ini kami tidak punya unit usaha yang bergerak di sektor keuangan," kata Arief kepada CNBC Indonesia, Rabu (1/9/2021).

Saksikan video di bawah ini: